Harga minyak mentah acuan AS, West Texas Intermediate (WTI), diperdagangkan sekitar $72,95 selama sesi Asia awal pada hari Rabu. Harga WTI naik ke level tertinggi dalam dua minggu di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Sanksi terbaru AS yang dijatuhkan pada industri minyak Rusia pada bulan Januari menimbulkan kekhawatiran tentang pasokan minyak Rusia dan Iran, yang mendongkrak harga emas hitam. "Dengan tekanan AS terhadap ekspor Iran dan sanksi yang masih menggerogoti aliran minyak Rusia, mutu minyak mentah Asia tetap kuat dan mendukung reli dari kemarin," kata analis minyak PVM John Evans.
Selain itu, meningkatnya risiko geopolitik Timur Tengah turut mendorong kenaikan WTI. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa jika Hamas tidak membebaskan sandera Israel paling lambat Sabtu siang, gencatan senjata yang rapuh di Gaza akan berakhir. Pernyataan ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump mendesak pada hari Senin agar Hamas membebaskan semua tahanan paling lambat Sabtu siang atau dia akan mempertimbangkan untuk membatalkan gencatan senjata Israel-Hamas dan "membiarkan kekacauan terjadi."
Persediaan minyak mentah AS meningkat tajam minggu lalu, yang mungkin akan membatasi kenaikan WTI. Laporan mingguan American Petroleum Institute (API) menunjukkan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat untuk minggu yang berakhir pada 7 Februari naik sebesar 9,043 juta barel, dibandingkan dengan kenaikan sebesar 5,025 juta barel pada minggu sebelumnya. Konsensus pasar memperkirakan bahwa persediaan akan meningkat sebesar 2,8 juta barel.
Pada hari Senin, Trump menaikkan tarif impor baja dan aluminium ke Amerika Serikat menjadi 25% "tanpa pengecualian atau pembebasan." Analis percaya bahwa kebijakan tarif oleh pemerintahan Trump dapat bersifat inflasioner dan memberikan tekanan lebih lanjut pada Fed untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi. Hal ini, pada gilirannya, dapat mengangkat Greenback dan menyeret harga komoditas dalam denominasi USD lebih rendah.(Cay)
Sumber: Fxstreet